Searching...
Friday, February 12, 2016

Menyikapi Hati

2/12/2016 08:26:00 PM

Suatu wadah, jika ingin diisi dg sesuatu, maka dia harus bersih dari 'lawan' sesuatu tsb. Misal, suatu wadah yg mau dipakai utk minyak, maka ia hrs bersih dr air.
Demikian pula dengan hati. Jk hati dipenuhi dg cinta kpd yg batil, maka ia tdk ada tempat utk mencintai alhaq. Demikian pula lisan, jk sibuk berbicara hal2 yg tdk bermanfaat, mk ia susah utk berbicara hal2 yg bermanfaat, kecuali jk lisannya telah bersih dr berbicara hal2 yg batil.
Anggota tubuh kita, jk dia sibuk dalam maksiat, maka ia susah utk tunduk dalam taat, kecuali dg mengosongkannya dr maksiat. Demikian pula hati, jk dia sibuk mencintai selain Allah, merindukan dan tentram dg hal2 selain Allah, maka ia susah utk mencintai, rindu dan tentram dg Allah; kecuali jk ia menghilangkan segala ketergantungan dr selain Allah. Lisan tak kan tergerak utk menyebut namaNya, anggota tubuh melayaniNya, kecuali jk telah dikosongkan dr menyebut dan melayani selain Dia. Jk hati telah dipenuhi dg kesibukan dg makhluk dan ilmu2 yg tdk bermanfaat, mk tdk ada tempat utk menyibukkan diri dg Allah, mengenal nama2Nya, sifat2Nya dan hukum2Nya.
Intinya: Memperdengarkan hati seperti memperdengarkan telinga. Jk suka diperdengarkan dg ucapan2 selain Allah, maka ia susah untuk mendengarkan kalamNya dan memahami firmanNya. Sebagaimana jk ia cenderung mencintai selain Allah, maka susah utk mencintaiNya. Jk hati cenderung menyebut selain Dia, maka tdk ada tempat utk menyebut namaNya.
Dalam hadis shahih, Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, "Jika mulut salah seorang di antara kalian dipenuhi nanah sampai penuh, itu lebih baik daripada dipenuhi dg sastra." HR. Bukhori-Muslim.
Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- menyebutkan, bahwa mulut bisa dipenuhi dg sastra, demikian pula bisa dipenuhi dg syubhat, keragu2an, hayalan2, ilmu yg tdk bermanfaat, anekdot2, komedi2, hikayat2, dan yg semisalnya.
Jika hati telah dipenuhi dg itu semua, dan datang kepadanya realita Alquran dan ilmu, maka dia tidak memiliki tempat utk itu. Itu semua hanya lewat saja dan tdk akan bermukim di sana. Sebagaimana ketika menasehati hati yg penuh dg hal2 yg batil, dia tdk bisa terima, tdk bisa masuk, hanya lewat saja, tidak mau menetap di sana.
و بالله التوفيق،،،

Sumber : Ustadz Ali Hasan Bawazier


2 komentar:

Powered by Blogger.